Alhamdulillah, tempat tinggal baru

Tidak terasa, sudah satu bulan kami menempati rumah tinggal kami yang baru ini. Tidak benar-benar baru, karena ini rumah second kedua yang kami beli. Setelah sekian lama, dan sempat tertipu dengan jumlah yang besar, akhirnya rumah ini jadi pilihan kami.

Berbeda dengan rumah pertama, rumah ini kami beli dengan bantuan bank. KPR ke bank BSI. Keputusan yang tidak mudah. Juga cicilan yang tidak kecil. Tapi semoga ini menjadi rumah yang berlimpah berkah. Menjadi tempat tinggal yang nyaman. Bersama kami sekeluarga, menjadi orang yang lebih baik. Dan juga akhirnya kami mampu melunasi kewajiban kreditnya. Lebih cepat.

اللَّهُمَّ بَارِكْ لنا فِيْها

Ya Allah, berkahilah untuk kami di dalam rumah ini. Aamiin

Hamba memohon

Begitu banyak nikmat yang telah Allah SWT berikan. Namun, sedikit sekali syukur.

Badan yang sehat, pekerjaan yang cukup, anak-anak dan istri yang shalih shalihah. Alhamdulillah.

Nafas yang dihirup dan dihembus, air yang diminum, tempat tinggal yang nyaman, mata yang melihat, telinga yang mendengar, hidung yang mencium, tangan yang meraba. Semuanya.

Tapi,

Syukur yang sedikit

Ibadah yang sedikit

Durhaka yang banyak.

Sungguh, kasih sayang dan ampunan-Mu yang Maha Luas. Sangat kumohon.

Mulai menggunakan e-reader

BOOX Poke 3

Seorang CEO membaca 60 buku setiap tahun. Begitulah menurut satu tulisan di artikel di majalan inc. CEO dimana saya bekerja saat ini juga seorang yang banyak membaca. Bill Gates disebutkan membaca tak kurang dari 50 buku tiap tahun. Apakah kesuksesan mereka ini disebabkan oleh banyaknya buku yang mereka baca? saya tidak yakin. Tapi, apakah ada kaitan antara kesuksesan mereka dan banyaknya buku yang mereka baca. Saya percaya ada kaitannya. Correlation but not causation.

Sekitar dua minggu yang lalu, saya berdikusi dengan istri. Untuk membeli sebuah e-reader. Harapannya: bisa lebih rajin membaca. Mengingat e-reader lebih nyaman bagi mata untuk berlama-lama membaca. Dibandingkan layar ponsel, tablet, apalagi laptop. Juga, supaya ponsel tidak bisa ditinggal jauh dari kasur saat waktu tidur tiba.

Pilihan pertama tentu saja adalah kindle. Produk e-reader ini paling terkenal. Daya tahan batrei-nya pun luar biasa. Seminggu bisa bertahan tanpa di isi ulang. Sayangnya, dia tidak mendukung aplikasi ebook selain aplikasi kindle. Deal breaker bagi saya.

Karena sudah berlangganan di Oreilly, juga membeli buku di google books, ditambah istri juga mempublikasikan tulisan lamanya di sana. Maka, e-book reader berbasis Android adalah pilihan yang sempurna. Untungnya, saya cuma menemukan satu merek e-reader yang berbasis Android. Yaitu BOOX. Jadi, tidak terlalu pusing dengan pilihan merek.

Keinginan awalnya adalah membeli Boox Nova 3 yang support warna, atau Boox Nova Air yang paling baru, tapi apa daya budget terbatas. Jadinya, yang dibeli adalah Boox Poke 3. Harganya separuh dari dua produk yang saya sebut sebelumnya.

Karena berbasis Android, Boox Poke 3 ini memiliki beberapa keunggulan:

  1. Bisa menggunakan berbagai aplikasi ebook reader apapun yang bisa berjalan di Android. Boox menyediakan aplikasi ebook reader yang pre-installed, yaitu nova reader. Tapi, kalau ingin menggunakan e-reader lainpun tak masalah.
  2. Kalau sebelumnya sudah membeli buku di kindle, masih bisa dibaca di e-reader ini melalui aplikasi kindle.
  3. Google Play Books berjalan sangat baik di e-reader ini. Saya memilih mematikan animasi pindah halaman saat saya membaca menggunakan Google Play books.
  4. Meski tak sebaik kindle, daya tahan batrei-nya tidak terlalu buruk. Terutama jika membaca secara offline mode.
  5. Aplikasi O’Reilly bisa digunakan. Meskipun tak sebaik Google play books. Sepertinya ada sedikit masalah dengan font-nya. Jadi tampak lebih tebal. Berbeda saat digunakan di ponsel.

Setelah satu manggu, satu buku alhamdulillah sudah selesai saya baca dengan menggunakan perangkat ini. Dan sejauh ini saya merasa nyaman menggunakannya. Semoga semakin banyak buku yang bisa saya baca.

Alhamdulillah.

Introspeksi Diri

Salah satu yang amat dianjurkan oleh agama kita adalah melakukan introspeksi. Melihat apa yang telah kita lakukan, menilai apakah yang kita lakukan itu telah benar aku salah. Menilai adakah kekurangannya untuk kita usahakan untuk memperbaikinya.

Dengan introspeksi kita dapat memperbaiki kesalahan. Dengan introspeksi kita dapat meningkatkan pengabdian. Tanpa intropeksi kesalahan akan berlanjut. Tanpa introspeksi penyesalan pasti akan tiba. Sebelum melakukan sesuatu perhatikanlah apakah itu wajib atau itu anjuran. Jangan sampai Anda mendahulukan anjuran atas kewajiban. Lalu setelah Anda melaksanakan kewajiban, lihatlah anjuran itu apakah mampu anda lakukan atau tidak mampu anda lakukan. 

Ajaklah diri Anda berkompromi berdialog dengan diri anda. Lakukan introspeksi dengan berdialog dengan diri apa yang dikehendakinya dan apa yang Anda kehendaki. Yang dikehendakinya kalau sesuai dengan tuntunan agama, kabulkan. Tapi kalau tidak jangan kabulkan. Jalin kesepakatan dengan diri Anda, kemudian lakukan pengawasan terhadap diri Anda. Sehingga kalau kesepakatan itu dilanggar oleh nafsu, maka lakukan hukuman terhadap nafsu Anda dengan mewajibkannya melakukan hal-hal yang selama ini belum dilakukan. 

Dan nanti akan tiba suatu saat jika langkah-langkah tersebut telah dapat dilakukan, saat yang tiba itu adalah menjadikan nafsu seseorang menjadi dialah yang mengecam keburukan-keburukan dan kesalahan-kesalahannya, itulah yang dinamai an-nafsu lawwamah, nafsu yang mengecam pelakunya karena melakukan keburukan. Itu semua bermula dari introspeksi. 

Saudara Mari kita berintrospeksi.

Hisab

Cukup populer ungkapan yang diajarkan agama yaitu Hasbiyallahu wani’mal wakiil. Kata hasb, hisaab, mempunyai tiga arti dari segi bahasa, yang pertama kecukupan yang kedua perhitungan dan yang ketiga dugaan. Kata hisab, yang berarti perhitungan, ini dikemukakan dalam konteks: yang pertama, perhitungan tentang amal-amal seseorang di hari kemudian. 

Saudara, Al-Qur’an menyatakan bahwa dihari kemudian akan terjadi perhitungan terhadap umat manusia. Diperhitungkan amal-amalnya lalu diberi balasan yang sesuai dengan perhitungan itu. Memang ada orang yang menerima kitab-kitab amalnya, di mana tercatat dan terhitung segala amalnya, diberikan kepadanya dengan tangan kanannya dan itulah yang mengalami perhitungan yang mudah. Sedang selebihnya yang tidak mengalami perhitungan yang mudah, itulah mereka yang tidak beriman kepada Allah dan melakukan kedurhakaan kedurhakaan yang besar. 

Yang ketiga dari arti hisab atau perhitungan adalah perhitungan menyangkut rezeki. Allah telah memberikan kepada umat manusia kepada makhluk makhluk hidup ini rezekinya yang diperhitungkan sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh seseorang dan demi kemaslahatan yang bersangkutan. Ada orang-orang yang dilukiskan oleh Al-Qur’an diberi rezeki tanpa diperhitungkan lagi, dalam arti Allah melimpahkan kepadanya limpahan rezeki yang demikian melimpah sehingga dia tidak lagi membutuhkan selebihnya bahkan kelebihannya diberikan kepada orang lain.

Saudara sungguh perhitungan Allah sangat teliti, sungguh perhitungan Allah sesuai dengan amal perbuatan manusia dan sungguh HasbiyAllahu wani’mal wakiil, cukuplah kita mengandalkan Allah setelah kita berusaha bersungguh-sungguh meraih apa yang kita harapkan. 

Semoga kita berhasil. Aamiin

Dzikir

Kita akan berbicara tentang dzikir. Kata dzikir mempunyai dua makna yang pertama mengingat dan yang kedua menyebut. Memang kedua aktivitas ini bisa saling kait berkait. 

Agama menganjurkan dzikrullah mengingat atau menyebut-menyebut Allah. maka yang dimaksud bukan hanya menyebut dan mengingat-ingat nama-Nya tapi juga perbuatan-Nya, ciptaan-ciptaan-Nya. Juga menyebut antara lain yang disebut oleh Al-Qur’an adalah ayyaamillah, hari-hari Tuhan, yakni hari-hari dimana nampak dengan sangat jelas kekuasaan Allah subhanahu wa ta’ala. Di mana nampak dengan jelas nikmat Allah subhanahu wa ta’ala. 

Bagi kita bangsa Indonesia, misalnya peristiwa tsunami di Aceh. Jika Anda mengingat-ngingat dan menyebut-nyebut peristiwa itu sambil mengaitkannya dengan Allah maka diharapkan itu dapat mempengaruhi jiwa anda untuk lebih taat dan patuh kepada Allah. Mengingat mengingat hari proklamasi kemerdekaan itu juga dapat menjadi dzikrullah. Karena itu adalah anugerah nikmat Allah yang sangat besar. 

Dzikir berulang-ulang disebut dan diperintahkan di dalam Al-Qur’an tidak kurang dari 280 kali. Dzikir dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja. Sambil berbaring, sambil berdiri, sambil berjalan, semua bahkan jika anda bersin dianjurkan untuk mengucapkan Alhamdulillah, yang mendengar anda berdzikir dianjurkan untuk menjawab yarhamukallah yang mendengarnya kembali dengan berdzikir dianjurkan untuk berdoa lagi. demikian seterusnya. 

Dzikir dapat dilakukan kapan dan dimana saja pada saat senang maupun saat susah. Allah berfirman dalam suatu hadits qudsi: yang berdzikir kepadaku akan kuberikan kepadanya lebih baik daripada yang bermohon kepadaku. 

semoga kita pandai berdzikir kepada Allah subhanahu wa ta’ala

Bertakwa kepada Allah

Saudara topik kita kali ini adalah takwa. Takwa dari segi bahasa berarti berlindung. Takwa adalah perlindungan. Berarti menghindar, bertakwa adalah berarti menghindar dari siksa Allah subhanahu wa ta’ala. Baik siksa duniawi maupun ukhrawi. 

Pelanggaran terhadap hukum-hukum Allah yang berlaku di alam raya ini, bisa mengakibatkan jatuhnya sanksi dari Allah subhanahu wa ta’ala dan ketika itu seseorang tidaklah bertakwa kepada Allah. 

Takwa ukhrawi, siapa yang melanggar perintah perintah agama seperti shalat, puasa dan lain-lain sebagainya, berbohong, menipu, korupsi, maka dia terancam dengan siksa Allah. Tetapi inti dari siksa menyangkut pelanggaran hukum-hukum agama itu di akhirat nanti. 

Siapa yang mengabaikan shalat, siapa yang menganiaya maka sangsinya secara sempurna akan diterimanya di akhirat nanti. Dalam Al-Qur’an ada ayat yang menyatakan ittaqullaha haqqa tuqatihi bertakwalah kepada Allah sebenar-benarnya taqwa. Sahabat nabi Ibnu Mas’ud memahami ini bahwa bertakwa sebenar-benarnya taqwa sulit bahkan mustahil dilakukan. Karena itu berarti tidak pernah akan durhaka, tidak pernah akan melupakan Allah, tidak pernah akan tidak mensyukuri nikmatnya. 

Ada ayat lain yang turun yang menjelaskan maksud firman itu. yaitu bertakwalah kepada Allah sesuai kemampuan kamu bertakwa sesuai kemampuan melaksanakan perintah-Nya sesuai kemampuan dan jauhi larangan-Nya. Karena menjauhi larangan Allah tidak membutuhkan kemampuan. 

Saudara memang mestinya terjadi take and give antara dua pihak tetapi anugerah Allah terlalu banyak dan kemampuan manusia terlalu sedikit. Sehingga Allah merestui fattaqullaha mastatho’tum bertakwalah kepada Allah sesuai kemampuan kamu bertakwa.

Semoga ketakwaan kita, betapapun sedikitnya, diterima oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Aamiin