Bertakwa kepada Allah

Saudara topik kita kali ini adalah takwa. Takwa dari segi bahasa berarti berlindung. Takwa adalah perlindungan. Berarti menghindar, bertakwa adalah berarti menghindar dari siksa Allah subhanahu wa ta’ala. Baik siksa duniawi maupun ukhrawi. 

Pelanggaran terhadap hukum-hukum Allah yang berlaku di alam raya ini, bisa mengakibatkan jatuhnya sanksi dari Allah subhanahu wa ta’ala dan ketika itu seseorang tidaklah bertakwa kepada Allah. 

Takwa ukhrawi, siapa yang melanggar perintah perintah agama seperti shalat, puasa dan lain-lain sebagainya, berbohong, menipu, korupsi, maka dia terancam dengan siksa Allah. Tetapi inti dari siksa menyangkut pelanggaran hukum-hukum agama itu di akhirat nanti. 

Siapa yang mengabaikan shalat, siapa yang menganiaya maka sangsinya secara sempurna akan diterimanya di akhirat nanti. Dalam Al-Qur’an ada ayat yang menyatakan ittaqullaha haqqa tuqatihi bertakwalah kepada Allah sebenar-benarnya taqwa. Sahabat nabi Ibnu Mas’ud memahami ini bahwa bertakwa sebenar-benarnya taqwa sulit bahkan mustahil dilakukan. Karena itu berarti tidak pernah akan durhaka, tidak pernah akan melupakan Allah, tidak pernah akan tidak mensyukuri nikmatnya. 

Ada ayat lain yang turun yang menjelaskan maksud firman itu. yaitu bertakwalah kepada Allah sesuai kemampuan kamu bertakwa sesuai kemampuan melaksanakan perintah-Nya sesuai kemampuan dan jauhi larangan-Nya. Karena menjauhi larangan Allah tidak membutuhkan kemampuan. 

Saudara memang mestinya terjadi take and give antara dua pihak tetapi anugerah Allah terlalu banyak dan kemampuan manusia terlalu sedikit. Sehingga Allah merestui fattaqullaha mastatho’tum bertakwalah kepada Allah sesuai kemampuan kamu bertakwa.

Semoga ketakwaan kita, betapapun sedikitnya, diterima oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Aamiin

Tinggalkan komentar