Mulai menggunakan e-reader

BOOX Poke 3

Seorang CEO membaca 60 buku setiap tahun. Begitulah menurut satu tulisan di artikel di majalan inc. CEO dimana saya bekerja saat ini juga seorang yang banyak membaca. Bill Gates disebutkan membaca tak kurang dari 50 buku tiap tahun. Apakah kesuksesan mereka ini disebabkan oleh banyaknya buku yang mereka baca? saya tidak yakin. Tapi, apakah ada kaitan antara kesuksesan mereka dan banyaknya buku yang mereka baca. Saya percaya ada kaitannya. Correlation but not causation.

Sekitar dua minggu yang lalu, saya berdikusi dengan istri. Untuk membeli sebuah e-reader. Harapannya: bisa lebih rajin membaca. Mengingat e-reader lebih nyaman bagi mata untuk berlama-lama membaca. Dibandingkan layar ponsel, tablet, apalagi laptop. Juga, supaya ponsel tidak bisa ditinggal jauh dari kasur saat waktu tidur tiba.

Pilihan pertama tentu saja adalah kindle. Produk e-reader ini paling terkenal. Daya tahan batrei-nya pun luar biasa. Seminggu bisa bertahan tanpa di isi ulang. Sayangnya, dia tidak mendukung aplikasi ebook selain aplikasi kindle. Deal breaker bagi saya.

Karena sudah berlangganan di Oreilly, juga membeli buku di google books, ditambah istri juga mempublikasikan tulisan lamanya di sana. Maka, e-book reader berbasis Android adalah pilihan yang sempurna. Untungnya, saya cuma menemukan satu merek e-reader yang berbasis Android. Yaitu BOOX. Jadi, tidak terlalu pusing dengan pilihan merek.

Keinginan awalnya adalah membeli Boox Nova 3 yang support warna, atau Boox Nova Air yang paling baru, tapi apa daya budget terbatas. Jadinya, yang dibeli adalah Boox Poke 3. Harganya separuh dari dua produk yang saya sebut sebelumnya.

Karena berbasis Android, Boox Poke 3 ini memiliki beberapa keunggulan:

  1. Bisa menggunakan berbagai aplikasi ebook reader apapun yang bisa berjalan di Android. Boox menyediakan aplikasi ebook reader yang pre-installed, yaitu nova reader. Tapi, kalau ingin menggunakan e-reader lainpun tak masalah.
  2. Kalau sebelumnya sudah membeli buku di kindle, masih bisa dibaca di e-reader ini melalui aplikasi kindle.
  3. Google Play Books berjalan sangat baik di e-reader ini. Saya memilih mematikan animasi pindah halaman saat saya membaca menggunakan Google Play books.
  4. Meski tak sebaik kindle, daya tahan batrei-nya tidak terlalu buruk. Terutama jika membaca secara offline mode.
  5. Aplikasi O’Reilly bisa digunakan. Meskipun tak sebaik Google play books. Sepertinya ada sedikit masalah dengan font-nya. Jadi tampak lebih tebal. Berbeda saat digunakan di ponsel.

Setelah satu manggu, satu buku alhamdulillah sudah selesai saya baca dengan menggunakan perangkat ini. Dan sejauh ini saya merasa nyaman menggunakannya. Semoga semakin banyak buku yang bisa saya baca.

Alhamdulillah.

Tinggalkan komentar