Amanah

Saudara pemirsa, amanat, iman dan aman kait-berkait. Anda tidak akan menyerahkan amanat kecuali orang yang Anda imani, yakni percaya, bahwa dia terpercaya dan apa yang anda serahkan itu akan aman di tangannya. Aman karena dia memeliharanya dengan baik dan aman ketika Anda memintanya dia akan mengembalikannya dengan baik. Amanat bukan hanya barang, bukan hanya materi, bukan hanya uang, tapi segala sesuatu yang diserahkan kepada Anda dan Anda menerimanya.

Karena itu jabatan adalah amanah. Karena itu pernikahan adalah amanah. Karena itu apa yang diserahkan kepada Anda dan Anda menerimanya maka sesuatu itu adalah amanah kepadanya.

Allah subhanahu wa ta’ala menguraikan di dalam Al-Qur’an bahwa (QS Al-Ahzab:72)

إِنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَالْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْإِنسَانُ ۖ إِنَّهُ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا 

Sesungguhnya kami Allah menawarkan amanat itu kepada langit, bumi, gunung-gunung, kesemuanya menolak untuk menerimanya. Mereka takut untuk menerimanya jangan sampai tidak melaksanakannya dengan baik. Tapi manusia menerimanya. Mereka yang menerimanya dan menyia-nyiakannya sungguh sangat bodoh lagi berlaku aniaya. 

Jika Anda diserahi amanah tidak mengapa anda menolaknya karena alasan anda tidak mampu untuk melaksanakannya. Tapi kalau anda tidak mampu melaksanakannya namun anda tetap menerimanya, maka ketika itu langkah pertama Anda ini telah menyia-nyiakan amanat. 

Amanat dilukiskan di dalam Al-Qur’an sebagai harus dijunjung tinggi sehingga kalau perlu mempertaruhkan nyawa demi memelihara amanat itu. Amanah juga dilukiskan berada di samping seseorang yakni selalu bersamanya, dijinjingnya, dibawanya sehingga dia tidak pernah, amanat itu, tidak pernah dilupakan atau diabaikannya. 

Karena itu sekali lagi mari kita memelihara amanah dengan baik

Tinggalkan komentar